Sekolah Khusus Kak Seto: Eksplorasi Kegiatan Non-Akademik Project Class Sebagai Upaya Menumbuhkan Kemandirian Anak

Pendidikan anak berkebutuhan khusus merupakan tantangan tersendiri bagi para pendidik dan orang tua. Setiap anak memiliki keunikan dan kebutuhan yang berbeda, sehingga memerlukan pendekatan yang khusus pula. Salah satu cara efektif untuk melatih kemandirian anak berkebutuhan khusus adalah melalui pengembangan kegiatan non-akademik, terutama dalam bentuk Project Class.

Project class adalah metode pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai aspek kehidupan sehari-hari dengan pembelajaran formal. Dalam konteks anak berkebutuhan khusus, metode ini menjadi jembatan untuk mengembangkan kemandirian mereka. Melalui kegiatan project class, anak dapat belajar tidak hanya dari buku teks, tetapi juga dari pengalaman langsung yang melibatkan keterampilan sosial seperti belajar bekerja sama, meningkatkan komunikasi dan belajar mengekspresikan diri yang dapat meningkatkan rasa kepercayaan diri dan memperluas pandangan mereka terhadap dunia.

Sekolah khusus dalam hal ini memiliki tanggung jawab dalam membimbing anak-anak berkebutuhan khusus agar dapat meraih potensi maksimal mereka. Selain fokus pada kurikulum akademis, kegiatan non-akademik juga diperlukan terutama melalui pendekatan seperti Project Class, yang memiliki peran penting dalam membentuk pengalaman belajar mereka. Proyek-proyek praktis di luar kurikulum akademik memberikan pengalaman pembelajaran yang nyata. Anak-anak berkebutuhan khusus dapat mengaitkan konsep akademis dengan situasi dunia nyata, memperdalam pemahaman mereka dan meningkatkan penerapan pengetahuan dalam konteks kehidupan sehari-hari.

Seperti pada Sekolah Khusus Kak Seto yang merupakan lembaga pendidikan formal berbasis Vokasi dan Life Skill, melayani pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan khusus dimana sekolah khusus kak seto ini memiliki kegiatan berbasis proyek yaitu project class yang dapat dilaksanakan baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah guna memberikan peserta didik jenjang SMPLB pengalaman belajar yang kontekstual. Kegiatan non akademik project class Sekolah Khusus Kak Seto antara lain project daur ulang sampah, mengenal budaya betawi, Praktik Naik MRT, dan Hiking.

Seperti pada salah satu kegiatan project class di Sekolah Khusus Kak Seto yaitu Praktik Naik MRT, peserta didik diberikan pengalaman belajar menggunakan transportasi umum yang mana bertujuan untuk mengajarkan para peserta didik melakukan kegiatan sosial sesuai dengan fungsi dan norma pada umumnya serta mengasah kemandirian peserta didik. Kegiatan non-akademik ini cenderung lebih menyenangkan, karena peserta didik mendapatkan pembelajaran berbasis pengalaman yang dapat diaplikasikan dalam konteks kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian, eksplorasi kegiatan non-akademik melalui project class membawa manfaat besar dalam pengembangan anak berkebutuhan khusus. Dengan fokus pada kemandirian, keterampilan sosial, kreativitas, motivasi, dan pembelajaran berbasis pengalaman, metode ini menjadi pendekatan efektif yang dapat membantu anak-anak berkebutuhan khusus tumbuh dan berkembang secara optimal. Sekolah Khusus Kak Seto memfasilitasi kegiatan yang dapat membantu membentuk kemandirian peserta didik melalui program dan berbagai kegiatan yang diberikan. Untuk informasi mengenai Sekolah Khusus Kak Seto dapat berdiskusi dengan tim Customer Service melalui link berikut. https://bit.ly/CSVirtual_SKS